“Tidak ada satu
subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua
malaikat.
Salah satu di antara keduanya berdo'a: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang
yang berinfaq”,
sedangkan yang satu
lagi berdo’a “Ya
Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”
SEDEKAH tidak perlu
menunggu harta cukup nishab atau menunggu banyak harta.
Dianjurkan untuk senantiasa
bersedekah dalam kondisi apapun. Sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya:
“(Yaitu) orang-orang
yang menafkahkan/menyedekahkan (hartanya), baik di waktu lapang (banyak rizki)
maupun sempit (tidak banyak rizki), dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.” (QS. Al-Imron (3): 134)
Mari
turut berpartisipasi memproduksi berjuta kebaikan, Jangan puas hanya
melaksanakan yang wajib. Shalat Fardhu jangan dilalaikan, lengkapi dengan
shalat sunnah, ada shalat rawatib, shalat malam, shalat dhuha dan lainnya.
Puasa Romadhan kita laksanakannya, puasa sunnah kita kerjakan semampu kita, ada
puasa 6 hari di bulan syawal, puasa 3 hari setiap bulan, puasa senin dan kamis,
dll. Bersihkan harta dengan mengeluarkan zakat, tumbuh suburkan harta anda agar
lebih berkah dan semakin berkembang sehingga dapat memberikan manfaat lebih
banyak dengan menginfaqkannya di jalan Allah niscaya Allah akan ganti dengan
yang lebih baik, jika di dunia belum ada ganti di akhirat kita menyesal,
mengapa tidak menginfaqkannya lebih banyak lagi.
Mencari Nafkah Adalah Ibadah
Pernah sahabat Nabi SAW merungut apabila melihat seorang yang badannya kasar karena kuat bekerja dan berkata: ".. Alangkah baiknya jika dia menggunakan kekuatan tubuhnya itu untuk berjihad pada jalan Allah" Mendengar itu Rasulullah SAW pun bersabda : "Jika dia bekerja mencari nafkah untuk anak-anaknya yang kecil adalah Fi Sabilillah, jika dia bekerja untuk kedua Ibu Bapaknya pun Fi Sabilillah, jika dia bekerja mencari nafkah untuk dirinya sendiri juga termasuk Fi Sabilillah, tetapi jika dia bekerja dengan tujuan menunjuk-nunjuk dan ria, maka itu adalah Fi Sabili syaitan (pada jalan syaitan)".
(HR. Bukhari dan Muslim dan Tirmidzi)
Semoga bermanfaat . . . Aamiin Yaa Robbal 'Alamiin.